Antara Aku Dengan Mama

(I)
Apabila aku dan mama berdebat, hanya ada dua kemungkinan
Kemungkinan pertama, aku dan mama kalah
Dan kemungkinan kedua, aku dan mama kalah
Karena dua orang yang saling menyayangi akan mengungguli dalam perdebatan

(II)
Beliau adalah kritikus terhebat
Dapat meradang dalam gulita pekat
Namun penawar paling mujarab

Melalui sudut matanya yang telah keriput,
Tangan yang tak lagi lembut
Beliau adalah punggung dan sandaran tanpa pamrih
Janji surgawi penuh kasih

(III)
Semua silang pendapat antara kita
Bukan pertanda aku melawan arah
Dari barisan kebijaksanaan dan kelapangan hati yang engkau pinta
Atau bukan pula kasihku terpilit tak tentu
Dari semesta cintamu
Hanya saja, aku putrimu
Kini tengah bertumbuh dari perempuan pemalu
Menjadi perempuan sehebat dirimu

(Teruntuk wanita pemilik surgaku, Selamat Ulang Tahun Mama..)

Penulis: Fitria Rahmadani Adrion

Halooooo, Seorang penulis amatiran yang sdg merintis mimpi jadi pengacara, Seorang calon pengacara yg lelah dengan perjanjian, gugatan and all of that stuffs, mengisi hobi yg jauh terlupakan bertahun-tahun lalu yaitu menulis.

Tinggalkan komentar